Pages

Monday, June 2

DESIGN (an introduction)

Dunia semakian men-digital. Tentunya kita ne ga’ harus ketinggalan. Di bidang desain, salah satu daya tarik kita semua dalam menikmati suatu objek adalah adanya unsur gambar (image). Kita ketahui kalo, gambar digital merupakan dokumen berbentuk file yang dihasilkan melalui perangkat elektronik atau media digital. Hasil teknologi gambar digital wajib dikembangkan ke dalam berbagai format demi memenuhi kebutuhan cetak. We get lucky shob saat ini tersedia banyak tools software untuk ngebuat serta mengolah (manipulasi) sebuah gambar, baik yang gratis (freeware) ataupun berbayar (shareware). Tentunya kita lebih baik cari yang gratis aja, lah…
sebagai desainer nih, tuk nuangin ide di sebuah kanvas elektronik, untuk menghasilkan sebuah karya yang keren. Kita harus bener-bener paham karakteristik atau seluk beluk gambar dan tentunya warna. Contohnya ne shob, ketika kita mo memperbesar gambar, eh hasilnya malah nge-blur. Nih mungkin juga dikarenakan gambar tersebut bertipe raster. Kini saatnya kita bicariin Vektor dan Bitmap. .

Vektor vs (Bitmap) Raster
Secara garis besar, gambar dibagi menjadi dua kategori.
1. Aplikasi Vektor
Adobe Ilustrator, Corel Draw, Macromedia Freehand
2. Aplikasi Bitmap (raster)
Adobe Photoshop, Corel Photopaint, Macromedia Firework

Ketajaman warna dan detail image pada tampilan bitmap sangat bergantung pada banyaknya pixel warna, ato resolusi yang ngebentuk gambar kita. Semakin banyak pixel dalam sebuah image, tentunya semakin jelas donk. Kalo sebaliknya maka image tersebut semakin kasar pula, pada akhirnya mengakibatlan image kit amenjadi kabur dan terjadi juggy ato kotak-kotak.
sedangkan tampilan vektor tidak bergantung pada besarnya jumlah pixel yang ngebentuk gambar tersebut, karena vektor tersusun dari garis yang ngebentuk image. Pada kondisi gimanapun, neh gambar ga’ bakal pengaruhi citra image vektor. Tentu akan tetap jelas meski dtampilin lima kali lebih gede dari ukuran sebenarnya.
Nah semakin banyaknya aplikasi yang tersedia, cukup banyak bagi para calon desainer untuk memilih mana yang paling sesuai dengan skill kita shob!. Silakan pilih ndiri…!


RGB vs CMYK
Dunia nggak indah tanpa warna shob! Mending ngeblur aja….
Warna adlah faktor penting neh dalam komunikasi visual. Bisa juga berikan pengaruh psikologis, sugesti, suasana bagi yang melihatnya. Pokoknye warna segalanyalah…!
Menurut pengalaman gue nih saat gue buat desain. Warna saat gue cetak berbeda dengan yang ada di monitor. Eh ..ternyata tuk aplikasi cetak hanya dipakai gabungan warna CMYK, sedangkan di monitor pakenya RGB, HLS, Hexadesimal dll.
Nah kita kenalan neh ma mereka:
RGB (Red Green Blue)
CMYK (Cyan Magenta Yellow Black)
HLS (Hue Lightness Saturation)
LB Color (Lightness A (green-red axis) B (blue-yellow axis)

RGB
RGB adalah singkatan dari Red-Green-Blue, tiga warna dasar yang dijadikan patokan warna secara universal (primary colors). Dengan basis RGB ne, kita bisa ngubah warna ke dalam kode-kode angka sehingga warna tersebut akan tampil universal. Ne Wajib shob. Karena kalo ngedesain nantinya kiata ngga’ pilih warna semisal biru seenaknya. Apakah ntar kita butuh warna biru langit, biru telur asin, biru laut, ato darah biru.
Nah dengan standar RGB ne kita bisa mengatakan, "Yang dimaksud adalah warna R : 110, G : 220, B : 220 ." Dengan bahasa lain ne shob, warna biru yang kita inginkan mempunyai unsur warna merah sebesar 110, hijau 220, dan birunya 220 derajat. Jadi kita bisa nentuin sendiri warna sesuai hati kita shob, tentunya melalui susunan angka. Ya pilih aja pallet-pallet yang ada di Corel Draw, ato File >Mode yang ada di Photoshop.

CMYK
Beda dengan sodaranya RGB, CMYK merupakan standar industri cetak saat ini. Singkatanya neh C (Cyan) M (Magenta – Yellow), dan K mewakili warna hitam. Kenapa K? bukan B (black)? .Ternyata alasannya simple shob, supaya orang kagak keliru dengan B (Blue) di RGB. He…
Jadi neh shobSama seperti RGB, CMYK juga mengandalkan standardisasi warnanya ke dalam koordinat. Rangenya antara 0 - 100 sehingga kehadiran unsur K sangat menentukan. Berapapun koordinat CMY-nya, kalo K-nya tetep 100 maka warna tersebut akan jadi ngeblack shob.
CMYK merupakan standar warna berbasis pigment-based, sesuai dengan standar industri printing saat ini. Nah dah biasa neh, cetak-mencetak memakai 4 warna dasar dalam membuat warna apa pun. Untuk kalian semua yang memiliki printer warna, coba perhatikan cartridge tinta warnanya, biasanya berbasis CMYK.

0 comments: